Sabtu, 04 Juni 2016

Pikiranku yang Tersesat

      Pada masa SMA aku hanyalah seorang anak pendiam yang tidak ikut kegiatan apapun. Bukan berarti aku malas namun harus diakui aku memang sedikit malas. Sedikit. Walau begitu aku selalu ingin ikut terlibat berbagai acara di sekolah. Aku ingin sibuk seperti teman-teman osisku yang lain, aku ingin sibuk seperti teman-teman sekelasku yang mengikuti ekskul ekskul lainnya namun kenapa aku selalu tidak betah untuk berdiam di suatu tempat. keadaanku yang seperti ini terkadang membuatku takut untuk ikut dalam sebuah organisasi apalagi jika sampai terlalu dalam aku masuk kedalamnya benar-benar membuatku takut. 
      Kini aku sudah kuliah di sebuah universita negeri di kota Malang. Aku sangat senang diterima di Universitas ini karena mengingat nilai UNAS ku yang huhuhuhu sungguh mengerikan, diterima di Universitas ini benar-benar suatu keberuntungan tersendiri hehehe. Saat aku masuk kuliah di Universitas ini aku benar-benar bersyukur dan banyak mencoba hal-hal baru. awal aku menjadi MABA (Mahasiswa Baru) aku mengikuti kegiatan di Fakultasku dimana kegiatan itu berlangsung selama satu bulan. Dalam kegiatan ini, peranku sebagai panitia. aku benar-benar senang dengan hal ini karena aku bisa melakukan apa yang ingin aku lakukan saat SMA yaitu sok sibuk hahahaha. sebenarnya bukan sok sibuk tapi benar-benar sibuk. aku bahkan harus mencuri-mencuri waktu di sela-sela waktu kuliah untuk bisa menjalankan tugasku dengan baik. Semua orang yang terlibat dalam kepanitian benar-benar harus mengatur jadwal mereka dengan baik. Aku benar-benar senang dengan kegiatan ini. Dari kegiatan ini aku bisa mengenal temanku dari kelas lainnya dan lebih dekat dengan kakak tingkat yang selalu memberikan bantuan kepadaku. Terima kasih para kakak tingkat.
      Dari kegiatan itu, aku mendengar bahwa di universitasku setiap maba wajib mengikuti satu kegiatan entah itu menjadi HMJ, BEM, DMF, atau yang diluar mereka seperti LSO maupun UKM. Disini aku mulai takut, jadi aku harus menjadi bagian dari salah satu organisasi tersebut. hatiku bimbang. Di kala itu aku berfikir lebih baik aku ikut menjadi HMJ saja. toh aku sudah banyak mengenal mas dan mbaknya serta HMJ kan masuk dalam fakultas dimana para dosen tahu organisasi itu namun, para UKM telah membuka pendafatarnnya dan ada satu UKM yang menarik perhatianku dan pendafataran UKM itu sudah mepet kalo aku tidak daftar maka aku... tapi akukan mau masuk ke HMJ. tunggu dulu bagaimana kalo aku tidak masuk di HMJ dan penerimaan anggota baru UKM itu sudah tutup. Akhhh... aku harus bagaimana. begitulah yang aku pikirkan dan rasakan. Akhirnya kakak tingkat ku menyarankan agar aku daftar di UKM itu dan akhirnya kau masuk di UKM itu dengan penuh perjuangan melewati berbagai diklat. Parahnya ketika HMJ membuka pendafataran aku menjadi tidak ada minat di HMJ, walau aku sudah mengikuti tes wawancara di wawancara terakhir aku  mengundurkan diri. Aku tidak mungkin menjalani keduanya dan aku tidak mungkin bisa mengkhianati salah satunya. Bayangkan ketika kamu sedang dilamar dua orang dimana salah satu orang itu memberikan kebebasan waktu saat menjawab dan satu lagi ingin mendengar jawabanmu saat itu. Hal ini benar-benar membingungkan, dan pada akhirnya aku tidak ingin mengkhianati yang telah aku terima di awal. Aku memilih UKM. awal di UKM itu aku nyaman, semuanya tampak ramah, tampak menyenangkan, berbagi hal bersama, namun aku mulai takut seperti biasa ketika aku sudah mulai masuk terlalu dalam pada suatu organisasi. Perasaan gelisah, takut, khawatir, membuatku bingung namun tetap aku menjalaninya. Aku benar benar benci hal seperti ini melanda diriku. Entah apa yang aku takutkan, entah apa yang aku bingungkan. Aku tak tahu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar